Tampilkan postingan dengan label politik. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label politik. Tampilkan semua postingan

Rabu, Juni 20, 2018

Teori Konspirasi Garis Lurus


Berbagai macam teori konspirasi serampangan yang gue mention di tulisan sebelumnya ini bikin gue gatel buat nulis lebih lanjut soal teori konspirasi.

Sebagai standar protokoler, mari kita mulai dari definisi Teori Konspirasi. Menurut kamus, Teori konspirasi adalah sebuah teori yang menjelaskan bahwa sebuah peristiwa (politik, sosial) terjadi akibat pesekongkolan rahasia oleh pihak-pihak yang punya kekuatan besar.

Kamis, Mei 24, 2018

Teroris, Teori Konspirasi dan Islamophobia-Phobia


Aksi terorisme kembali marak di Indonesia. Nggak tanggung-tanggung, dalam waktu seminggu lebih seluruh rakyat Indonesia dibuat tegang oleh serangkaian aksi yang manjatuhkan banyak korban jiwa.

Drama teror ini berawal dari tanggal 8-9 Mei saat terjadi kerusuhan di blok tahanan narapidana teroris di Mako Brimob, Depok, Jawa Barat yang berujung pada tewasnya lima orang polisi dan satu orang narapidana. Konon kabarnya pemberontakan tahanan di Mako Brimob itu disebabkan oleh petugas lapas yang menghambat kiriman makanan untuk narapidana. 

Senin, Mei 14, 2018

Rocky Gerung, Pemain Akrobat Kata-kata yang Akhirnya Terpeleset


Manusia yang bernama Rocky Gerung ini udah lama jadi perhatian gue. Bukan semata-mata karena sikap sinisnya pada pemerintah—kalo yang kayak begini ada banyak—tapi lebih kepada posisinya yang unik: ia mendalami filsafat, berpikiran liberal (walau bukan JIL), mungkin atheis atau agnostik—yang jelas tidak religius, TETAPI menjadi pujaan mereka yang lebih konservatif seperti kelompok 212, simpatisan PKS, FPI, dan semacamnya. Di twitter—sebagai habitat, atau tepatnya “kolamnya” Rocky—cukup banyak yang tau betapa absurdnya posisi Rocky, tapi sepertinya belum juga membuat para pemujanya sadar. Sampai akhirnya di ILC tanggal 7 April 2018 kemarin, "Pemain akrobat kata-kata" ini bisa dibilang terpeleset dan menimbulkan kontroversi.


Senin, April 24, 2017

Ahok Sang Penista - Politik Karikatur Part II

Pilkada DKI 2017 yang melelahkan telah usai. Walau belum diresmikan KPU, tapi sudah hampir dipastikan kalo pemenangnya adalah pasangan Anies Baswedan - Sandi Uno. Pasangan petahana, Ahok - Djarot harus rela meninggalkan Balai Kota dengan kekalahan yang cukup telak.


Setalah putaran pertama, secara matematis, memanglah Anies yang diprediksi menang berkat tambahan suara dari para pemilih Agus - Silvy. Namun nggak ada yang menyangka kalo jarak perolehan suara Ahok dan Anies akan begitu jauh, meleset dari perkiraan berbagai lembaga survei. SMRC memprediksi suara Anies - Sandi 47,9%, sementara Ahok 46,9%. LSI memprediksi selisih 9%, yang juga kurang signifikan. Banyaknya jumlah pemilih yang belum menentukan pilihan saat survei dilakukan diduga menjadi penyebab melesetnya berbagai prediksi.

Selasa, April 18, 2017

Politik Karikatur

@Trutherbotred

Karikatur adalah seni menggambar atau menulis tentang seseorang dengan melebih-lebihkan pada bagian-bagian tertentu. Tujuannya bisa untuk memperjelas identitas orang yang tersebut, atau—yang lebih sering—untuk menertawakan kekurangannya. Begitu pula yang terjadi dalam ranah politik. Saat kubu-kubu politik “berkelahi”, mereka mempraktekkan prinsip-prinsip karikatur tersebut. Kubu A saat menyerang kubu B mencoba mencitrakan musuhnya sejelek mungkin.

Senin, Januari 02, 2017

Selamat Datang, 2017!

Horee...tahun 2017 telah datang. Mari sambut dengan optimisme, walaupun di mata beberapa orang —para pakar politik, kebanyakan— adalah tahun yang perlu diwaspadai. Berbagai permasalahan dunia di sepanjang 2016 seperti ISIS, konflik di Suriah, Brexit, dan terpilihnya Trump jadi alasan keparnoan mereka. Belum lagi di dalam negeri, dimana konflik antar kaum konservatif dan moderat yang makin meruncing. Kekhawatiran itu wajar, tapi susah juga untuk melangkah maju kalo belum-belum udah pesimis dan nantinya sepanjang 2017 kita isi dengan menggerutu.

Mari berharap saja konfilik di Timur Tengah mereda, Trump gak segila itu, seluruh negara bebas dari teror, dan di dalam negeri suasana politik jadi adem ayem. Oh, dan sekalian saja kalo unicorn itu ada. Amiienn…amieenn… 




Rabu, Desember 28, 2016

ISIS: Made in Amriki?

Menarik membahas ISIS ini dan bisa melebar kemana-mana. Apalagi kalo dari sisi agama…wuih…seru banget ya? Tapi berhubung gue merasa kurang kompeten (maaf, bukan anak pesantren) dan lebih beresiko, maka di tulisan ini gue fokus ke sisi politiknya aja, atau tepatnya teori konspirasi. Oke, mari kita telaah wacana yang kerap beredar di dunia teori konspirasi: apa benar ISIS bikinan Amerika Serikat? 

Selasa, Desember 13, 2016

Era Dihital, Era Anti-Baper



Dunia internet identik dengan kebebasan, dimana setiap orang bisa berekspresi (hampir) tanpa batas. Fenomena berita hoax di Facebook, komentar kurang ajar di YouTube, perang hestek dan opini di Twitter (Twitwar) adalah efek samping dari kebebasan internet, yang seharusnya cukup diatasi oleh aturan-aturan yang dibuat oleh para penyedia layanan. 

Selasa, Desember 23, 2014

Pasca-Pilpres 2014: Saatnya Kembali ke Bumi

Luar biasa memang Pemilu 2014 ini, terutama pada tahap Pemilihan Presiden. Sampai detik gue menulis tulisan ini, gaungnya masih terasa. Dan bisa-bisa sampai puluhan atau ratusan tahun akan tetap ada. Hebat.

Melihat kondisi masyarakat yang terpolarisasi menjadi dua kubu ini, gue langsung teringat dengan kondisi di Amerika Serikat, yaitu 'pertempuran' abadi antara Republican dan Democrat. Walau sepertinya jumlah mereka yang apatis alias Golput jauh lebih banyak, tapi perdebatan antara kubu Republican dan Democrat cukup gaduh, yang ujung-ujungnya berantem. Sama kan, kayak disini antara kubu Jokowi dan Prabowo? 

Rabu, Juli 09, 2014

#AkhirnyaMemilihNgeBlogTentangPilpres2014

Waktu menunjukkan pukul 3 dini hari di tanggal 9 Juli 2014 ini. Di TV, Sayup-sayup terdengar lagu kebangsaan Jerman dan Brazil yang akan memulai kickoff semifinal Piala Dunia. Seakan tak mau kalah dengan pesta sepakbola di Brazil, beberapa jam lagi akan berlangsung pesta demokrasi Pemilihan Presiden Indonesia 2014.

Senin, Juli 01, 2013

Mewujudkan Indonesia yang Anarkis


Kalo mendengar kata “anarkis” dan yang pertama kali muncul di kepala lo adalah kekerasan, demonstrasi rusuh, kekacauan, maka kita perlu angkat jempol kepada media massa karena telah berhasil memaksakan pemahamannya yang salah kaprah ke masyarakat luas.

Rabu, Mei 05, 2010

Komedi Itu Bernama Politik Indonesia

Anda lagi hangover dan ingin memuntahkan isi perut? Coba setel aja berita politik di TV, pasti keluar semua tuh isinya. Gue gak habis pikir, kenapa "Empat Mata" bisa mendapat teguran, sedangkan tayangan yang menghina kecerdasan masyarakat ini diperbolehkan.

Lucunya yang rame cuma di media. Di jalanan, rakyat ga peduli. Demontrasi2 yang membawa gambar Sri Mulyani dan Boediono yang dibikin seperti vampir itu semuanya bayaran, gak murni suara rakyat.

Selasa, Juli 14, 2009

Pemilihan Presiden, Iklan, Branding, dan Semacamnya

Pertama-tama kita mari kita syukuri karena pemilihan presiden kemarin berjalan damai. Walau beberapa pihak menyuarakan protes atas kekurangan dan kecurangan di sana-sini, mayoritas masyarakat sepertinya adem-ayem aja. Semoga ini bukan tanda apatisme, melainkan cerminan dari stabilnya suhu politik negara kita. Huru-hara protes hasil pemilu sepeti di Iran pun nggak kejadian. Amit-amit.

Kamis, Juni 05, 2008

Obama Gila!

Gilaaa...Barack Obama akhirnya terpilih jadi calon presiden AS dari Partai Demokrat. Semoga bisa menang dan AS akan punya presiden kulit hitam pertama! Sebuah langkah maju buat Amerika yang bisa jadi contoh bwat negara lain untuk menghargai kebebasan dan keragaman. Indonesia kapan? Adeeuh.....gimana ya? Jangankan berkulit hitam, kuning, atau jingga, Indonesia belom bisa menerima presiden cewe, Megawati. Mari kita menanti...the wind of change.......krik....krik.....

Selasa, Oktober 30, 2007

Malaysia (continued)

Lagi iseng-iseng bercanda di kantor ada yang nyeletuk,"Daripada jadi presiden di Indonesia, gimana kalo Bang Yos dikirim aja ke Malaysia? Ntar kalo diklaim, ya situ ambil daaah........." Haahahahahahahahaha................

Malaysia: Diganyang atau disayang?

Oke, dalam menghadapi ketegangan Malaysia-Indonesia kita harus tetap berkepala dingin. Jadi, sebelum memutuskan untuk mengganyang atau malah menyayangi Malaysia, mari kita buat daftar hal-hal yang memberatkan (-) dan meringankan (+): (-) 1. Sweeping TKI 2. Diskriminasi ras 3. Pemukulan wasit karate 4. Pelecehan diplomat 5. Klaim lagu "Rasa Sayange" 6. Klaim lagu "Jali-jali" 7. Klaim batik 8. Klaim wayang kulit 9. ...............................(tambah sendiri) (+) 1. Siti Nurhaliza 2. Lagu "Isabella" dari Search 3. Film "Cicak-Man" (Menurut gue sih bagus, tapi kalo menurut lo kacrut, masukin aja ke daftar (-)) 4. Buku impor murah 5. ...............................(tambah sendiri) Ayo buat daftar sendiri! Nanti kita cocokkan.

Jumat, September 07, 2007

How would that make you feel?

"How would that make you feel?", adalah landasan dari kebijakan politik Barack Obama. Calon presiden Amerika dari Partai Demokrat ini selalu menanyakan hal tersebut sebelum memutuskan sesuatu. Sangat masuk akal. Pertanyaan yang sama dapat diajukan kepada Pemerintah Indoensia berkaitan dengan kasus pemukulan wasit Donald Peter di Malaysia. Gimana rasanya kalo ELO yang dipukul tanpa alasan yang jelas? Permintaan maaf jelas ga cukup kan? Pelaku pemukulan harus dihukum setimpal! Kalo kebijakan "How would that make you feel?" ini diterapkan dengan benar di Indonesia pasti ga bakal ada kesewenang-wenangan, pelanggaran HAM, genosida, dll. Hmm...siapa sangka iseng2 nonton acara Oprah bisa membukakan mata hati.