Belum lama ini majalah Rolling Stone Amerika mengeluarkan
daftar 100 drummer terbaik sepanjang masa. Di halaman Facebooknya, Rolling
Stone Indonesia meringkas daftar tersebut menjadi 10 drummer saja. Si admin pun
memberi pertanyaan: “Drummer favorit lo yang mana?”. Beragam komentar pun
bermunculan dan menimbulkan polemik.
Tampilkan postingan dengan label musik. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label musik. Tampilkan semua postingan
Senin, April 25, 2016
Kamis, Mei 28, 2015
Drum Talk
Drum Talk, alias ngemeng2 soal drum. Kenapa drum? Ya, karena (ternyata) gue seorang drummer. Ehuehueuhu...kenapa pake "ternyata"? Karena sebenernya gue malu menyebut diri seorang drummer, lantaran skill yang pas-pasan. Malu sama drummer-drummer yang super jago, kayak Echa, Eno, Eet (oh, itu mah gitaris ya?), dan banyak lagi lah.
Minggu, Desember 26, 2010
Adu Referensi, Miskin Esensi
Belum lama gue menyaksikan sebuah event yang menampilkan band2 independen (Indie) yang (katanya) cukup disegani. Gue datang berharap mendapat pencerahan karena udah lama nggak liat acara musik model beginian. Namun yang gue temui hanyalah fakta usang bahwa penyakit musisi indie Indonesia belum juga terobati. Apakah penyakit itu, sodara2? Orisinalitas yang minim.
Kamis, Maret 26, 2009
Musik Underground Indonesia, Bukan Musik Underground di Indonesia
Pertama-tama kita luruskan dulu. Apakah itu musik underground? Well, saya yakin banyak beda pendapat, tapi kalau menurut saya, musik underground adalah bentuk musik alternatif (apapun itu) dari apa yang sedang "in" alias nge-trend dalam dunia musik mainstream. Musik mainstream erat kaitannya dengan trend dan pangsa pasar yang luas sehingga melibatkan banyak kepentingan. Dalam musik mainstream, apabila suatu aliran musik pada hari ini sedang nge-trend, besokannya bisa jadi basi (spt. ska). Begitu juga, musik underground pun berubah-ubah, seperti ska, yang pada suatu saat masih underground (penggemarnya sedikit, dianggap aneh) sempat menjadi aliran musik mainstream (diterima oleh khalayak luas). Hal yang sama sempat terjadi sama punk(rock), metal, dan sekarang hip metal. Hubungan antara underground dan mainstream dapat diibaratkan seperti laboratorium dan supermarket.
Sabtu, Maret 21, 2009
Positioning Dalam Industri Musik Indonesia - Perlunya Menghapus Mental Bangsa Yang Terjajah Sebelum Bisa Menerapkannya
Tulisan ini sangat diilhami oleh buku ‘Positioning’ karya Al Ries dan Jack Trout. Buku ini sudah lama beredar sejak tahun 1981, namun saya baru berkesempatan membacanya beberapa waktu yang lalu setelah direkomendasikan oleh dosen saya. Saya menggunakannya untuk landasan teori Tugas Akhir saya, yaitu ‘Promosi Album Baru Netral’. Walaupun tidak ditujukan secara khusus untuk kepentingan industri musik dan lebih kepada industri consumer goods, tetapi di dalamnya banyak poin yang saya rasa sesuai untuk dapat diterapkan dalam industri musik Indonesia. Saya juga sempat mengirim e-mail kepada Al Ries, menayakan apakah teori-teorinya bisa dipakai dalam industri musik, ia menjawab bahwa teorinya cukup fleksibel untuk dapat diterapkan di berbagai bidang, termasuk industri musik.
Selling Out…..Why Not?? Matinya Musik Underground dan Bagaimana untuk Menghidupkannya Kembali
Matinya Musik Underground
"Sell out" atau kalo terjemahan kasarnya adalah jual diri/ melacurkan diri, adalah istilah yang biasa dipakai dalam dunia musik underground yang ditujukan kepada band-band yang tidak mempunyai idealisme, atau orientasinya hanya uang, popularitas, cewe, dsb. Sehingga mereka tidak memperdulikan musik mereka sendiri. Mereka ini biasanya band-band yang tergabung dalam perusahaan rekaman major label. What a bunch of losers, right?
Tapi apa lantas semua band-band underground tidak ada yg selling out alias menjual diri? Well, jangan terlalu yakin!!! Jangan lihat pada diri Offspring, Rancid atau band-band lain yg sudah dicurigai sell out, liat aja ama band2 yg keliatannya “sangat underground”. Apa lo semua yakin motif mereka main musik semata-mata ingin berkarya? Apa lo ngga berpikir mereka mungkin juga selling out dengan cara memainkan musik yang “sangat underground”? Ya, memang mereka tidak selling out kepada selera mainstream, tapi mereka selling out kepada selera masyarakat underground!!
"Sell out" atau kalo terjemahan kasarnya adalah jual diri/ melacurkan diri, adalah istilah yang biasa dipakai dalam dunia musik underground yang ditujukan kepada band-band yang tidak mempunyai idealisme, atau orientasinya hanya uang, popularitas, cewe, dsb. Sehingga mereka tidak memperdulikan musik mereka sendiri. Mereka ini biasanya band-band yang tergabung dalam perusahaan rekaman major label. What a bunch of losers, right?
Tapi apa lantas semua band-band underground tidak ada yg selling out alias menjual diri? Well, jangan terlalu yakin!!! Jangan lihat pada diri Offspring, Rancid atau band-band lain yg sudah dicurigai sell out, liat aja ama band2 yg keliatannya “sangat underground”. Apa lo semua yakin motif mereka main musik semata-mata ingin berkarya? Apa lo ngga berpikir mereka mungkin juga selling out dengan cara memainkan musik yang “sangat underground”? Ya, memang mereka tidak selling out kepada selera mainstream, tapi mereka selling out kepada selera masyarakat underground!!
Punk Itu Apa Seeeh…? (Sebuah Upaya Sia-sia untuk Mendefinisikan PUNK!)
Punk. Apa yang pertama kali terlintas di kepala kamu ketika mendengar kata ini? Musik Punk? Atau sebuah acara di MTV yang dipandu Ashton Kutcher? Ehm, kalo kamu milih yang kedua, segera tutup layar monitor anda karena apa yang akan bicarakan sekarang tidak ada sangkut pautnya dengan hal tersebut. Pleease dong akh!
Kata punk sendiri pada awalnya adalah julukan yang diberikan kepada narapidana yang menghisap (maaf) penis narapidana lain demi uang. Namun pada akhir tahun 70-an kata itu berubah arti, merujuk pada gerakan yang radikal, mendobrak apa-apa yang lazim di tahun itu. Pertamanya cuma di musik doang, tapi kemudian masuk ke kesenian, politik, gaya hidup, semuanya deh! Dan disinilah ramai-ramai orang mencoba merumuskan punk itu apa. Ada yang bilang punk itu attitude, gaya bermain musik yang urakan, berdandan ekstrem seperti rambut mohawk, dsb. Elo tanya 1000 orang, dan lo akan dapat 1000 definisi tentang punk. Coba aja kalo emang nggak ada kerjaan!
Kata punk sendiri pada awalnya adalah julukan yang diberikan kepada narapidana yang menghisap (maaf) penis narapidana lain demi uang. Namun pada akhir tahun 70-an kata itu berubah arti, merujuk pada gerakan yang radikal, mendobrak apa-apa yang lazim di tahun itu. Pertamanya cuma di musik doang, tapi kemudian masuk ke kesenian, politik, gaya hidup, semuanya deh! Dan disinilah ramai-ramai orang mencoba merumuskan punk itu apa. Ada yang bilang punk itu attitude, gaya bermain musik yang urakan, berdandan ekstrem seperti rambut mohawk, dsb. Elo tanya 1000 orang, dan lo akan dapat 1000 definisi tentang punk. Coba aja kalo emang nggak ada kerjaan!
Kamis, Juni 05, 2008
Keith Richards Saying No To Drugs!

Wow, seorang Keith Richards—pecandu, pemabuk, playboy, rocker sejati—bicara tentang moralitas. Beneran tuh kata2nya? Kuatkah dia ga ngobat walau disekelilingnya banyak yang make, ditambah tingkat stress yang cukup tinggi di dunia showbiz? Whatever, kita harus respect sama Om Keith karena telah secara bijaksana menempatkan posisinya. Bener2 komentar yang meneduhkan jiwa. Tapi, kalo rokok gimana, bos? Kayaknya lucu membayangkan Keith Richards main gitar sambil ngisep lolipop.
Langganan:
Postingan (Atom)