Rabu, Desember 28, 2016

ISIS: Made in Amriki?

Menarik membahas ISIS ini dan bisa melebar kemana-mana. Apalagi kalo dari sisi agama…wuih…seru banget ya? Tapi berhubung gue merasa kurang kompeten (maaf, bukan anak pesantren) dan lebih beresiko, maka di tulisan ini gue fokus ke sisi politiknya aja, atau tepatnya teori konspirasi. Oke, mari kita telaah wacana yang kerap beredar di dunia teori konspirasi: apa benar ISIS bikinan Amerika Serikat? 

Kalau melihat dari efek yang dilakukan ISIS, memang skenario bahwa Amerika—sang setan besar, kata Khomeini—yang mengorkestrasi ISIS sehingga mencemarkan nama Islam di seluruh dunia tampak cukup masuk akal. Kini setiap ada aksi terorisme, orang dengan cepat mengaitkannya dengan Islam. Kemudian nanti Amerika akan mendeklarasikan perang terhadap teror, dan menyerang negara-negara yang menjadi sarang teroris tersebut. Ujung-ujungnya Amerika menguasai Timur Tengah dan sumber daya alamnya (minyak, tepatnya).

Gue pun inginnya percaya dengan teori ini karena seluruh muslim jadi dilepaskan bebannya dari unsur kekerasan. Lha iya, wong ini semua rekayasa Amerika? Berarti anggota ISIS itu cuma antek-anteknya Amerika dong, bukan muslim beneran. Tapi sayangnya sampai sekarang gue belum menemukan bukti yang valid tentang teori ini. Semuanya masih sebatas asumsi. 

Beberapa So-Called Bukti
Video di bawah ini, dimana Obama keseleo lidah saat ngomong "kami sedang melatih ISIS" sering di-blow up sebagai bukti keterlibatan Amerika dan ISIS. Gedung Putih sudah mengklarifikasi kalo Obama salah omong. Tapi tetap aja ini dijadikan bukti para conspiracy theorist yang males.


Lalu kenapa persenjataan ISIS banyak yang dari Amerika? Ternyata sebagian besar adalah hasil rampasan dari tentara Irak dan sebagian lagi senjata nyasar yang seharusnya ditujukan bagi milisi dukungan Amerika. Paling kocak itu kasus Toyota Hilux yang bisa nyasar ke ISIS. Ketika Department of Treasury Amerika nanya ke Toyota, mereka juga gak tau. Ternyata setelah dicek ke State Department baru ketahuan kalo Toyota Hilux itu ada dalam daftar pesanan FSA (Free Syrian Army) yang entah karena kecerobohan atau sengaja dijual, bisa jatuh ke tangan ISIS.  

Konon di video ini Hillary Clinton mengakui kalo pemerintah Amerika yang membuat ISIS. Coba simak baik-baik...


“Bukti” ini banyak cacatnya. Video itu aja dibuat sebelum ISIS lahir, yang ada baru Al Qaeda. Hillary mengatakan kalo pemerintah Amerika pada waktu itu secara nggak langsung turut mendanai teroris-teroris yang diperanginya sekarang (Al Qaeda). Maksudnya, para teroris Al Qaeda itu banyak yang berasal dari Mujahidin yang didanai Amerika dalam perang di Afghanistan melawan Uni Sovyet pada tahun 1980an. Dia bilang kalo "investasinya" pada waktu itu berhasil, karena Uni Soviet jadi kehabisan dana akibat perang tersebut sampai negaranya bangkrut dan pecah. Namun setelah itu, Amerika meninggalkan begitu saja orang-orang Islam radikal itu dengan berbagai persenjataan dan kemampuan tempur, sehingga mereka semakin radikal dan membentuk Al Qaeda di bawah Osama Bin Laden (yang konon adalah aset CIA­—masih perlu dibuktikan). Nah, karena para Mujahid yang didanai Amerika banyak yang bergabung dengan Al Qaeda, lalu beberapa diantaranya membentuk ISIS, maka disimpulkan oleh para conspiracy theorist kalo Amerika jugalah yang membuat ISIS. Cukup jauh lompatan logikanya yah?

Riding The Wave
Sebuah konspirasi itu nggak melulu tentang geng Illuminati yang merancang dari A sampai Z suatu kejadian. Bisa jadi para konspirator itu sekedar memanfaatkan situasi yang ada, riding the wave, nggak berperan langsung. Soal ISIS ini, gue condong kepada teori ini. Jadi ISIS memang didirikan para ekstrimis untuk mendirikan kekhalifahan dengan cara kekerasan, namun Amerika memanfaatkan keberadaan ISIS demi kepentingan politiknya. Dan bukan Amerika aja yang "bermain api" dengan ISIS.

Di Suriah, pada awalnya Assad melakukan pembiaran (atau bahkan dukungan) terhadap Al Qaeda dan ISIS karena mereka memerangi para pemberontak anti-Assad. Baru deh, setelah dianggap cukup (atau setelah ISIS dkk gak bisa dikontrol lagi?) Assad membasmi mereka dengan bantuan Rusia dan Iran.

Israel pun mendapat keuntungan dari kehadiran ISIS. “Tukang pukul” Islam Sunni ini tentu membuat Hizbullah yang didukung Iran kewalahan. Jadi bisa jadi Israel melakukan pembiaran.

Kampanye pilpres di Amerika pun gak bisa lepas dari "mengeksploitasi" ISIS. Mereka diposisikan sebagai musuh bersama dan jadi bahan jualan para politisi di Amerika, seperti yang dilakukan oleh Donald Trump. Di antara kandidat-kandidat presiden lain, ia yang terlihat paling gagah sikapnya menentang ISIS (bahkan muslim secara keseluruhan) dan keluar sebagai pemenang.

Be a Possibilian
Konspirasi yang hebat adalah yang nggak bisa dibuktikan. Kita cuma bisa berasumsi dari berbagai peristiwa yang terjadi tanpa mampu menunjukkan bukti yang meyakinkan. Maka sikap terbaik dalam menghadapi kasus seperti ISIS adalah menjadi seperti Possibilian. Istilah ini berasal dari ranah agama/ kepercayaan. Beda dengan atheis yang nggak percaya Tuhan, atau agnostik yang mengatakan ada nggaknya Tuhan di luar pemahaman manusia, seorang Possibilian selalu mencari tahu dan terbuka terhadap berbagai kemungkinan baru yang menunjukkan kebenaran. 

Jadi untuk sementara ini memang belum terbukti kalo Amerika yang membuat ISIS, at least nggak secara langsung. Tapi kita juga nggak bisa terlalu naif. Amerika, atau tepatnya pemerintah bayangannya—diwakili oleh golongan elit CIA—sering melakukan berbagai hal yang mengubah peta perpolitikan dunia. Mereka terbukti punya andil dalam berbagai pergantian rejim di beberapa negara, termasuk di Indonesia saat peralihan dari era Soekarno ke Orde Baru. Kasusnya bisa terbuka karena pengakuan John Perkins, whistleblower mantan economic hit man CIA. Edward Snowden juga mengekspos praktek mata-mata Amerika (NSA-CIA) terhadap seluruh warga negaranya di internet, baik yang terlibat atau tidak dengan terorisme. Dan tentu saja Julian Assange dengan Wikileaks-nya yang baru-baru ini membocorkan kolusi tim Hillary saat pilpres dan korupnya Clinton Foundation, berujung pada kekalahannya. Mungkin pada saatnya nanti kita akan tahu ISIS itu benar-benar dibentuk Amriki atau pihak lain atau memang nggak ada campur tangan pihak manapun juga. So be a possibilian. Tetap mencari dan terbuka terhadap berbagai kemungkinan. Wallahu a’lam bishawab...




Tidak ada komentar: