Rabu, Juni 20, 2018

Teori Konspirasi Garis Lurus


Berbagai macam teori konspirasi serampangan yang gue mention di tulisan sebelumnya ini bikin gue gatel buat nulis lebih lanjut soal teori konspirasi.

Sebagai standar protokoler, mari kita mulai dari definisi Teori Konspirasi. Menurut kamus, Teori konspirasi adalah sebuah teori yang menjelaskan bahwa sebuah peristiwa (politik, sosial) terjadi akibat pesekongkolan rahasia oleh pihak-pihak yang punya kekuatan besar.

Ada sebuah teori konspirasi (yup—Teori Konspirasi-ception) yang mengatakan kalo istilah Teori Konspirasi ini dibikin CIA untuk menghina mereka yang mencurigai konspirasi pembunuhan JFK. Namun pihak CIA membantah, mengatakan kalo istilah Teori Konspirasi udah ada sejak lama dan nggak dimaksudkan untuk menghina.

Itu definisi resminya. Tapi menurut gue orang yang menulis komentar “ah, ini mah settingan/pengalihan isu” di sosmed terhadap sebuah insiden terorisme, bisa dibilang telah berteori konspirasi walaupun nggak melalui analisa yang panjang. Secara tersirat dia telah berasumsi bahwa ada pihak berkuasa yang bersekongkol untuk merancang kejadian terorisme tersebut. 

Teori Konspirasi bisa dibilang baru booming di Amerika sejak kasus penembakan JFK, namun nggak menutup kemungkinan kalo itu sudah ada sejak dimulai sejak adanya interaksi antar manusia. Berbagai kasus penggulingan kekuasaan, pengkhianatan, dlsb. pastilah melahirkan berbagai dugaan di sekelilingnya. Hanya saja, nggak ada atau nggak banyak yang didokumentasikan.

Teori-teori Konspirasi Klasik
Salah satu buku teori konspirasi klasik yang menarik buat gue lahir di tahun 1966 dengan judul “Satan, Prince of This World”. Ditulis oleh mantan pejabat militer Amerika, William G. Carr, buku ini mengulas bagaimana beberapa event global seperti persaingan Komunisme dan Demokrasi sesungguhnya adalah bikinan sang Iblis/Lucifer. Terdengar konyol, tapi Carr memaparkan bukti-bukti yang cukup meyakinkan.

Seperti disinggung sebelumnya, saat terjadi pembunuhan JFK, muncul berbagai teori konspirasi yang dibukukan. Salah satu yang signifikan adalah buku “Hit List” yang disusun Richard Belzer, tentang bagaimana saksi-saksi kunci pembunuhan JFK bisa meninggal semua secara nggak wajar.

Kejadian 9-11 di Amerika juga menimbulkan banyak teori konspirasi. Mereka mencurigai antara lain soal diliburkannya ratusan orang Yahudi yang bekerja di WTC, adanya molten lava di struktur gedung WTC, rubuhnya gedung-gedung di dekat WTC yang seperti diledakkan pake bom, dll.

Alex Jones
Alex Jones adalah salah satu ahli teori konspirasi yang terkenal dari Austin, Texas, Amerika Serikat. Namanya beken setelah ia mendokumentasikan—konon—sebuah ritual rahasia Illuminati yang melibatkan pengorbanan manusia. Ia pun termasuk pendukung teori bahwa kejadian 9-11 adalah bikinan pemerintah AS sendiri. Dan harus gue akui, gue sempat percaya sama apapun yang dikatakan Alex. Namun lama-lama gue merasa janggal, karena semua peristiwa dia bilang konspirasi “false flag”. Berbagai peristiwa penembakan di Amerika dianggapnya sebagai settingan pemerintah untuk melucuti senjata-senjata yang dimiliki sebagian warga Amrik. Para pelakunya disebut telah dicuci otak oleh CIA melalui berbagai cara (google ‘Targeted Individual’). Dan ia nggak percaya bahwa para pelaku adalah lone wolf , selalu ada orang lain yang membantunya (mirip teori konspirasi JFK bahwa ada penembak lain selain Lee Harvey Oswald). 

Bahkan pada kasus Sandy Hook, Alex berteori lebih jauh lagi, bahwa kejadian tersebut adalah hoax dan para korban dan keluarganya adalah aktor-aktor bayaran. Namun kali ini Alex kebablasan. Para keluarga korban banyak yang kemudian dilecehkan dan diteror para pemercaya teori konspirasi Alex Jones, karena menganggap mereka berpura-pura. Mereka pun akhirnya menuntut Alex Jones ke pengadilan.

Kasus teori konspirasi lain yang bermasalah adalah isu "Pizzagate". Teori ini menyebutkan bahwa ada bisnis pedofilia yang dijalankan oleh elemen Partai Democrat di sebuah basement restoran pizza. Rame di forum Reddit, dan diamplifikasi juga oleh para ahli teori konspirasi seperti Alex Jones. Ujung-ujungnya ada seorang pemercaya teori konspirasi yang menembaki restoran itu dengan dalih untuk menginvestigasi sendiri. Beruntung nggak ada korban. Teori konspirasi ini sendiri sudah terbantahkan.

Teori konspirasi memang sering dipandang sebelah mata karena lebih banyak memakai asumsi daripada bukti, dan kalaupun ada bukti seringkali nggak kuat. Para ahli teori konspirasi sering disebut sebagai orang-orang yang paranoid. Figur Alex Jones yang bicaranya berapi-api seperti orang kesetanan makin merendahkan bidang ini. Tapi nggak sedikit juga teori konspirasi yang terbukti benar

Hak Asasi Teori Konspirasi
Gue berkeyakinan bahwa berteori konspirasi adalah hak asasi setiap orang. Melarang orang berteori konspirasi sama saja melarang orang berpikir kritis. Apa kita mau hidup di masyarakat yang menghakimi “ThoughtCrime” seperti yang disebut George Orwell di novel 1984? Namun memang, teori konspirasi yang kebablasan bisa berbahaya, seperti pada kasus Pizzagate dan Sandy Hook. Di Indonesia pun, Amrozi menyebut kalo ada yang menyebut kejadian terorisme sebagai konspirasi maka akan memberi angin bagi teroris karena mendelegitimasi pemerintah dan polisi.

Maka gue menawarkan konsep Teori Konspirasi Garis Lurus. Ini adalah aliran teori konspirasi yang sebisa mungkin meminimalisasi asumsi dan memperbanyak bukti sambil bersikap sensitif terhadap kondisi sosial masyarakat. Janganlah seperti Alex Jones atau Mustofa Nahra, yang baru beberapa saat setelah kejadian udah memvonis bahwa itu settingan atau false flag padahal belum ada bukti apapun. Kita juga harus peka terhadap korban, jangan sampe teori-teori yang kita bikin melukai perasaan atau bahkan membahayakan mereka. Dan coba perkirakan dampak teori konspirasi kita terhadap kondisi sosial masyarakat secara umum.

Sebisa mungkin jadilah seperti seorang sejarawan yang rajin meriset, mengumpukan bukti-bukti, mengecek dari sumber-sumber terpercaya, dan membuat analisa yang bisa dipertanggung jawabkan secara ilmiah. Jadikan John Roosa yang menulis buku “Dalih Pembunuhan Massal” sebagai referensi. Data-datanya lengkap dan analisanya tajam. Ia pun mengatakan kalo sebisa mungkin menghindari untuk membuat kesimpulan sebelum investigasi. Saat membuat kesimpulan pun ia membuat beberapa skenario kemungkinan kejadian.

Teori Konspirasi Garis Lurus akan menaikkan derajat Teori Konspirasi. Pelakunya nggak akan disebut paranoid lagi karena analisa-analisanya rasional, didukung bukti-bukti yang akurat. Ayo budayakan Teori Konspirasi Garis Lurus!

Tidak ada komentar: