Sabtu, Maret 21, 2009

Selling Out…..Why Not?? Matinya Musik Underground dan Bagaimana untuk Menghidupkannya Kembali

Matinya Musik Underground
"Sell out" atau kalo terjemahan kasarnya adalah jual diri/ melacurkan diri, adalah istilah yang biasa dipakai dalam dunia musik underground yang ditujukan kepada band-band yang tidak mempunyai idealisme, atau orientasinya hanya uang, popularitas, cewe, dsb. Sehingga mereka tidak memperdulikan musik mereka sendiri. Mereka ini biasanya band-band yang tergabung dalam perusahaan rekaman major label. What a bunch of losers, right?

Tapi apa lantas semua band-band underground tidak ada yg selling out alias menjual diri? Well, jangan terlalu yakin!!! Jangan lihat pada diri Offspring, Rancid atau band-band lain yg sudah dicurigai sell out, liat aja ama band2 yg keliatannya “sangat underground”. Apa lo semua yakin motif mereka main musik semata-mata ingin berkarya? Apa lo ngga berpikir mereka mungkin juga selling out dengan cara memainkan musik yang “sangat underground”? Ya, memang mereka tidak selling out kepada selera mainstream, tapi mereka selling out kepada selera masyarakat underground!!


Kenapa ini bisa terjadi? Salah satunya adalah karena kurangnya inovasi dalam musik underground. Musik underground sudah terdefinisi sedemikian rupa sehingga seolah-olah musik underground adalah musik yang “super cadas”. Seharusnya underground adalah “kawah candradimuka” bagi para musisi idealis yang bereksperimen sebebas-bebasnya, baik dari musik ataupun liriknya sehingga tidak tertutup kemungkinan menghasilkan sebuah aliran musik baru (dan tidak harus cadas!). Tidak seperti sekarang, musik underground seakan udah mentok, jalan di tempat dengan aliran musik yang itu2 aja, seperti “punkrock”, grindcore, hardcore, dan sub2 alirannya yang kalo didengarkan sesungguhnya tidak terlalu berbeda. Kenapa punkrock gue beri tanda petik? Karena menurut gue punk sekarang udah melenceng jauh dari artinya semula. Seharusnya PUNK ADALAH UNDERGROUND ITU SENDIRI. Punk adalah alternatif dari dunia mainstream yang sudah mapan, baik dari ideologi, fashion, musik, dlsb. (waktu itu kaum Hippies yg diserangnya), sehingga bisa menjadi obat dari kejenuhan yang ada. Jadi , Punk seharusnya selalu berubah, dan tidak ada itu “gaya punk”, karena apa yang punk sekarang belum tentu punk esok hari. Mungkin awalnya Mohawk adalah Punk, namun menurut gue sekarang sih enggak, soalnya udah biasa! Nah, karena arti Punk di masyarakat udah identik dengan Total Chaos, Mohawk, jaket kulit, dan rantai, (baca: menjadi mapan), maka Punk gue beri tanda kutip.

So, karena musik underground yg sudah terdefinisi itulah maka peluang untuk selling out terbuka lebar. Ya, dengan obesi ingin “exist” di dunia underground, gampang saja bagi sebuah band untuk ngulik lagu band-band “underground” luar (dan dibawain, tentunya), atau bikin lagu sendiri tapi gak jauh dari band underground luar itu, tanpa rasa was2 musiknya bakal diterima atau tidak oleh masyarakat underground. Giman mo was2, orang seleranya masy. Underground udah jelas. Kalo lo ngerasa sound elo gak sama ama band-underground yg lain, lebih baik out, deh…!!! Pada poin ini bisa dibilang bahwa musik Underground sudah mati…

Apakah sesusah itu mempertahankan idealisme dan tidak selling out? Well, siapa bilang it’s easy being different?? Kita harus rela dicemoohin, ditimpukin, diludahin, atau paling parah…dicuekin. Hmmm…

Jangankan soal musik, dalam kehidupan sehari-hari pun kita ngalamin dan ngga mudah mempertahankan idealisme sendiri. Sering kali kita nyerah dan kita pun “sell out” kepada masyarakat, orang tua, pemerintah, bos, alam, Tuhan(??), dll. Kalo udah begini, kita pun sering berpikir sekali-kali selling out…WHY NOT??? Apa harus begitu? Must we follow the pack, or get out and stand up for ourselves? Kalo elo emang underground, punk, atau sejenisnya seharusnya kalian memilih yang kedua.

Bagaimana Agar Musik Underground Hidup Kembali
Tenang…tenang….selain memperlihatkan boroknya musik Underground, saya masih mempunyai rasa tanggungjawab untuk menawarkan solusinya agar musik Underground kembali berjaya, alias bangkit dari “kematian”. Mungkin ada beberapa poin yang kalian tidak setuju, kalian anggap tolol, atau ide yang udah basi, dsb.,dsb. Tapi what the hell, ini cuma beberapa yang ada di kepala gue sampe saat ini. Ok, here goes……

  • Dengerin semua musik, tapi jangan band-band sekarang, apalagi band-band yang kategori musiknya sama atau mirip ama yang elo mainin. Contoh: kalo elo band Grindcore, jangan dengerin band Grindcore juga, apalagi band-band sekarang. Mending lo cari kaset-kaset lama mo jazz, progressive rock, dangdut, keroncong, bebas yang penting jangan lupa nawar.
  • Biasain bawain lagu sendiri. Jangan banyak cover version. Elo bakalan lebih puas, percaya deh! Fuck the cover bands!
  • Pengaruh dari artis/band lain dalam membuat lagu boleh saja, asal jangan kebanyakan, ntar bisa dituntut.
  • Inspirasi menciptakan musik/lirik datang kapan saja dan dimana saja. Pilih metode yang sesuai untuk menangkapnya. Bisa dengan menggunakan catatan, tape recorder, dll. Gue sendiri (kadang2) kalo ada melodi langsung dipindahin ke fruity loop buat ditambahin drumnya atau kalo perlu instrumen/ efek2 lain.
  • Eksperimen. Nge-jam. Nge-drugs (tanggung sendiri akibatnya). Apapun supaya musik lo lebih kaya.
  • Manggung. Penting banget buat nambah pe-de sama skill. Tapi jangan lupa, bawain lagu sendiri walaupun cuma satu. Bodo amat penonton ngerti apa kagak, because the masses are asses! Tonton deh film “Man On the Moon” yang dibintangi Jim Carrey n u’ll know what I mean.
  • Samakan visi sesama anggota band. Komunikasi! Jangan sampai ada satu anggota yang obsesi sebenernya adalah menjadi penyanyi R’N’B. Ugh….
  • Kalo mau les musik, boleh2 aja. Tapi ingat jangan menjeplak mentah2 dari guru lo. Ambil teknik apa yang paling dikuasain ama guru elo, karena tiap orang punya spesialisasi sendiri2. Ada yang (dalam drum) hebat dalam membangun beat, ada yang khusus latin, ada yang hebat paradiddle-nya, double pedal-nya, dll. Terus lo gabungin teknik2 yang lo pelajarin dan jadiin gaya permainan lo sendiri. Tapi kalo elo pengen lebih orisinil, jangan ngambil les musik sama sekali! Kalau perlu bikin instrumen musik sendiri!!
  • Kalau musik elo aneh bin ajaib, jangan terlau berharap bisa langsung sign dengan major label . Deketin aja label2 indie, atau kalo duit lo lebih banyak, lo produksi dan edarin aja sendiri. Yang penting exist!
  • Omong kosong kalo lo ngga suka duit. Ambil untung dari bisnis ini sah2 aja, sign dengan major label sah2 aja, asal jangan lupa idealisme bermusik. Tapi kalo elo sign dengan major label, siap2 lepas atribut musisi underground dan disebut sell out karena banyak orang iri di luar sana.
  • Tetap optimis tapi jangan lupa pesimis. Ya, pesimis-lah dengan kondisi musik sekarang. Anggap musik sekarang bullshit semua dan elo bisa bikin musik yang jauh lebih keren!
  • Jangan bengong aja. Matiin nih komputer trus terapkan semua tips di atas, you unclefucker!!!
(Tulisan berikutnya dari rangkaian tulisan jadul gue. Tenang, masih ada lagi!)

Tidak ada komentar: