Rabu, Juli 03, 2013

Kaitan Dandanan Seseorang dan Tingkat Kreativitasnya

Apakah orang yang bertato lebih kreatif dari yang badannya polos? Apakah orang yang rambutnya mohawk lebih kreatif dari yang rambutnya lempeng-lempeng aja? 

Senin, Juli 01, 2013

Mewujudkan Indonesia yang Anarkis


Kalo mendengar kata “anarkis” dan yang pertama kali muncul di kepala lo adalah kekerasan, demonstrasi rusuh, kekacauan, maka kita perlu angkat jempol kepada media massa karena telah berhasil memaksakan pemahamannya yang salah kaprah ke masyarakat luas.

Minggu, Januari 01, 2012

Postingan Pertamax di 2012

Gue termasuk orang yang kurang terpengaruh dengan hype tahun baru, karena menurut gue itu cuma akal-akalan pembuat terompet, kembang api, pengusaha tempat hiburan, dll untuk mengeruk keuntungan. Maka daripada merayakannya secara berlebihan, gue lebih suka melakukan introspeksi tahun kemarin dan membuat resolusi untuk tahun yang baru. Mungkin masih terdengar klise dan mainstream, tapi yang membedakannya adalah apa itu benar-benar dilakukan? Apakah sampai bulan Maret resolusinya masih jalan, heh?

Sabtu, September 24, 2011

Indonesia Negara Spakbor

Baru-baru ini gue terlibat dalam sebuah kecelakaan motor. Tepatnya gue yang nabrak motor orang. Untungnya gak ada yang cedera, hanya spakbor (bener ga sih ejaannya?) motor orang itu aja yang somplak (ini bahasa apa ya?).


Kejadian berawal saat gue sedang mengendali motor dengan kencangnya disebabkan gue udah telat ngantor. Dengan mental ingin cepat sampai tujuan, motor gue dipaksa berhenti gara-gara di depan ada mikrolet keparat yang lagi nurunin penumpang. Jadi gue mencoba sabar menunggu  penumpang dan sang sopir itu kelar bertransaksi. Dan entah kenapa itu transaksi nggak kelar-kelar.

Sabtu, April 23, 2011

Dua Sisi Periklanan

Dalam dunia kreatif periklanan, ada dua paham yang sampai sekarang masih sering mengundang perdebatan. Yang satu dicetuskan oleh Bill Bernbach: “Advertising is fundamentally persuasion and persuasion happens to be not science, but an art (Periklanan pada dasarnya adalah persuasi, dan persuasi itu bukanlah sains, melainkan seni).”

Sedangkan paham yang kedua dicetuskan oleh David Ogilvy: “I do not regard advertising as entertainment or an art form, but as a medium of information. When I write Advertising, I do not want you to tell me that you find it ‘creative’. I want you to find it so interesting that you buy the product" (Saya tidak menganggap Periklanan sebagai hiburan atau suatu bentuk seni, tapi sebagai sebuah media informasi. Saat menulis iklan saya tidak ingin anda menganggap iklan saya itu kreatif atau tidak, tapi saya ingin anda menilainya begitu menarik sampai ingin membeli produk itu).