Matinya Musik Underground
"Sell out" atau kalo terjemahan kasarnya adalah jual diri/ melacurkan diri, adalah istilah yang biasa dipakai dalam dunia musik underground yang ditujukan kepada band-band yang tidak mempunyai idealisme, atau orientasinya hanya uang, popularitas, cewe, dsb. Sehingga mereka tidak memperdulikan musik mereka sendiri. Mereka ini biasanya band-band yang tergabung dalam perusahaan rekaman major label. What a bunch of losers, right?
Tapi apa lantas semua band-band underground tidak ada yg selling out alias menjual diri? Well, jangan terlalu yakin!!! Jangan lihat pada diri Offspring, Rancid atau band-band lain yg sudah dicurigai sell out, liat aja ama band2 yg keliatannya “sangat underground”. Apa lo semua yakin motif mereka main musik semata-mata ingin berkarya? Apa lo ngga berpikir mereka mungkin juga selling out dengan cara memainkan musik yang “sangat underground”? Ya, memang mereka tidak selling out kepada selera mainstream, tapi mereka selling out kepada selera masyarakat underground!!
Sabtu, Maret 21, 2009
Punk Itu Apa Seeeh…? (Sebuah Upaya Sia-sia untuk Mendefinisikan PUNK!)
Punk. Apa yang pertama kali terlintas di kepala kamu ketika mendengar kata ini? Musik Punk? Atau sebuah acara di MTV yang dipandu Ashton Kutcher? Ehm, kalo kamu milih yang kedua, segera tutup layar monitor anda karena apa yang akan bicarakan sekarang tidak ada sangkut pautnya dengan hal tersebut. Pleease dong akh!
Kata punk sendiri pada awalnya adalah julukan yang diberikan kepada narapidana yang menghisap (maaf) penis narapidana lain demi uang. Namun pada akhir tahun 70-an kata itu berubah arti, merujuk pada gerakan yang radikal, mendobrak apa-apa yang lazim di tahun itu. Pertamanya cuma di musik doang, tapi kemudian masuk ke kesenian, politik, gaya hidup, semuanya deh! Dan disinilah ramai-ramai orang mencoba merumuskan punk itu apa. Ada yang bilang punk itu attitude, gaya bermain musik yang urakan, berdandan ekstrem seperti rambut mohawk, dsb. Elo tanya 1000 orang, dan lo akan dapat 1000 definisi tentang punk. Coba aja kalo emang nggak ada kerjaan!
Kata punk sendiri pada awalnya adalah julukan yang diberikan kepada narapidana yang menghisap (maaf) penis narapidana lain demi uang. Namun pada akhir tahun 70-an kata itu berubah arti, merujuk pada gerakan yang radikal, mendobrak apa-apa yang lazim di tahun itu. Pertamanya cuma di musik doang, tapi kemudian masuk ke kesenian, politik, gaya hidup, semuanya deh! Dan disinilah ramai-ramai orang mencoba merumuskan punk itu apa. Ada yang bilang punk itu attitude, gaya bermain musik yang urakan, berdandan ekstrem seperti rambut mohawk, dsb. Elo tanya 1000 orang, dan lo akan dapat 1000 definisi tentang punk. Coba aja kalo emang nggak ada kerjaan!
Artikel Lama, Semangat Baru
Lagi ngoprek file-file lama di komputer, trus nemu artikel-artikel yg iseng-iseng gue tulis jaman kuliah dulu (1997 dan sekitarnya) tapi belom sempet dipublikasikan. Ada satu biji sih, yang masuk ke website Punk, tapi gue lupa namanya. Kebanyakan emang berkutat di areal Punk dan musik underground. Karena dibanding Reformasi, topik tersebutlah yang lebih menarik buat gue. Apalagi tinggal di Bandung yang emang markasnya hal beginian. Gue nulis karena merasakan adanya kesalahkaprahan dalam dunia underground. Dunia yang seharusnya idealis dan ga memperdulikan trend, malah menjadi trend sendiri yang orang-orangnya memiliki fanatisme sempit. Jadi apa bedanya dengan dunia mainstream yang mereka benci? Gue mencoba mengingatkan lewat tulisan-tulisan gue, supaya mengambil semangat underground untuk menciptakan dunia yang lebih toleran. No underground, no mainstream, semua dapat tempat dan porsi yang sama. Aaaammmiiiiieeen........
Akhirnya, atas nama kebebasan demokrasi negara Bloggernesia, gue publikasikan tulisan-tulisan gue ini. Selamat menikmati!
Minggu, September 28, 2008
Renungan Ramadan
Baru kemaren gue denger kultum (kuliah tujuh menit) yang inspiring. Dengernya juga di radio Kis FM 95.1, di sela-sela acara Rock Weekend. Inti kotbahnya adalah bahwa ibadah, seperti sholat, zakat, puasa, naik haji, dan sebagainya adalah cuma tools/sarana/teknik untuk tujuan sesungguhnya, yaitu mengabdikan diri ke masyarakat. Jadi percuma aja kalo jidat lo item kebanyakan sujud, tapi dalam bergaul selalu menyakiti orang banyak. Percuma puasa tapi tetep ngegosip. Ibadah diciptakan Tuhan buat mempermudah manusia dalam mengaplikasikan kearifan dalam kehidupannya sehari-hari.
Kadang kita temui orang atheis yang kelakuannya lebih baik dari orang yang (katanya) beragama. Nah, menurut sang ustad, ini adalah tantangan buat para muslimin. Mereka yang ga punya tools yang memadai, yang mungkin hanya mengandalkan akal sehat, kok bisa lebih bermanfaat bagi masyarakat daripada kita yang digembleng dengan puasa sebulan penuh, sholat 5 waktu, menyantuni fakir miskin? Begimana ini sedara-sedara? Kita harus introspeksi diri. Ibadah perlu diperbaiki lagi dan yang lebih penting adalah jangan lupa untuk menerapkannya dalam kehidupan sosial. Seperti halnya iklan yang dibuat dengan segala macem planning, proposition, consumer research, disruption, blablablabla, yang pada akhirnya dilihat masyarakat adalah eksekusinya!
Kamis, September 25, 2008
Knowledge Iz King Size

Langganan:
Postingan (Atom)