Jumat, Juni 06, 2008

Mark Hughes: Kutu loncat atau kutu kupret?

Adik-adik yang manis, jangan meniru kelakuan Mark Hughes yaa? Udah bagus di Blackburn Rovers membangun tim dengan dana terbatas menjadi solid, melahirkan pemain2 bintang, seperti David Bentley, Roque Santa Cruz, Pedersen, Chris Samba, Stephen Warnock, dll….eeh, doi malah sekarang pindah ke tim ga jelas, Manchester City.Katanya sih Mark Hughes ingin pergi ke klub di mana ambisinya bisa terpenuhi, yang mempunyai dana lebih besar. Katanya, di Blackburn Rovers, dana cekaknya bikin frustasi. Bullshit! Money…money….money…gue rasa cuma itu alasan Sparky pindah. Ya, sapa sih yang ga mau gaji dua kali lipat, ato 10 kali lipet?

Tapi bro……….Manchester City yang dipunyai Thaksim itu adalah Chelsea wannabe. Mereka pikir dengan uang berlimpah, bakal bisa bikin tim penuh bintang dan meraih banyak gelar juara. Boo, untuk menjadi tim bola yang heibat itu perlu passion maan…passion! Itu hal yang dimiliki Blackburn Rovers dan bikin gue kesengsem. Semangatnya untuk bersaing dengan tim-tim bermodal gede bikin terharu. Puncaknya ya pas menjuarai Liga Premier Inggris tahun 1994-1995 dengan duo maut Alan Shearer dan Chris Sutton. Dan kini saat Rovers mulai bangkit dari tidurnya, berbagai pihak mulai menggerogoti. David Bentley udah diincer Liverpool, Manchester United dan Manchester City juga mendekati Santa Cruz, bahkan Brad Friedel pun diisukan hengkang! Mark Hughes yang bolak balik menyatakan dirinya senang di Rovers dan masih punya misi yang blom selesai seakan menelan ludahnya sendiri dengan bergabung ke Manchester City. Benar-benar contoh yang tidak teladan.

Whatever lah…nasi udah menjadi dubur. Tapi yang masih disayangkan adalah WHY CITY, bukannya Chelsea, Manchester United, atau tim2 top lain yang juga mengincarnya? Kalo mau menjadi kutu loncat, jadilah kutu loncat yang benar. Pindah ke Manchester City adalah sebuah resiko yang sangat besar. Pelatih sekaliber Sven Goran Eriksson bisa ditendang begitu saja oleh Thaksim, yang sepertinya ingin melihat hasil yang instan. Sehebat-hebatnya Hughes, gak mungkin menyulap tim menjadi kompak dalam satu musim. Masalahnya, Thaksim tentu gerah kalo duit berjuta-juta Euro miliknya ga menghasilkan satu pun piala, tokh?
Akhir kata, selamat buat Mark Hughes karena berhasil dapet gaji gede dan buat para fans Rovers….bersabarlah! Kita pasti bisa bertahan selama passion masih dikandung badan.

Tidak ada komentar: