Selasa, Juli 21, 2009

It’s a bird…it’s a plane…no! It’s another bloody bomb!

Ya, bangsa Indonesia baru ketimpa musibah bom (lagi). Seakan-akan para teroris itu masih melihat bom sebagai solusi paling jitu bagi permasalahannya. Islam, ya, lagi2 Islam yang akan dituding sebagai biang keladi. Melihat perkembangan kasus ini, sepertinya sih emang didalangi Jamaah Islamiyah. Apa lagi yang memotivasi seseorang melakukan bom bunuh diri, selain iming-iming surga dari kiai yang berpikiran sempit?


Para Islam moderat (mayoritas dari kita, semoga) akan berada pada posisi denial, mereka menyangkal keterlibatan kaum muslim karena Islam adalah agama yang (seharusnya) menjadi rahmat bagi seluruh umat manusia. Mereka akan menuding ada konspirasi di belakang ini, yang bertujuan menjelek-jelekkan umat Islam. Siapa lagi kambing hitamnya kalo bukan Yahudi. Benarkah demikian? Belum ada bukti kuat, yang jelas gue sendiri berharap yang melakukan ini bukan orang Islam.

Tapi di dalem hati pun gue memaklumi kalo pengeboman ini mungkin dilakukan oleh segelintir orang Islam, tanpa konspirasi Yahudi. Mereka adalah kaum muslim terpinggirkan, secara mental ataupun material. Secara mental, mereka adalah kaum menengah (bahkan atas) yang kaya raya dan berpendidikan tinggi tapi otaknya agak ngaco, kayak Osama Bin Laden. Golongan kedua adalah orang2 yang membenci Barat karena mereka hidup melarat dan nggak berpendidikan.

Coba dengar khotbah di mesjid2 pinggiran yang berapi2. Nadanya selalu penuh amarah. Topik2 yang umum adalah siksa kubur, anti emansipasi wanita, dan yang paling bikin muntah, anti toleransi beragama. Berkali-kali kata2 kafir muncrat dari speaker mesjid, menghujat umat2 selain Islam seakan-akan mereka pasti masuk neraka. Kiai2 judgmental tersebut telah menempatkan dirinya sebagai Tuhan.

Apakah Bunda Theressa akan masuk neraka? Albert Einstein? Leonardo Da Vinci? Leonardo Di Caprio? Nama2 tersebut ga pernah ngeledakin bom untuk teror (kecuali Albert Einstein, yang sedikit terlibat pembuatan bom atom). Sumbangannya buat dunia jelas lebih besar dari mereka para penebar teror, yang cuma bisa menghancurkan.





Tidak ada komentar: